Kamis, 18 Juni 2015

Akhlak, dalam Uraian Ringkas

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syara' (hukum Islam), disebut akhlak yang baik. Sebaliknya jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk.
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-Khuluq atau al-Khulq, yang secara etimologis berarti:
(1). Tabiat, budi pekerti;
(2). Kebijaksanaan atau adat;
(3). Keperwiraan, kesatriaan, kejantanan,
(4). Agama;
(5). Kemarahan (al-gadab).
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, suatu perbuatan disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, yaitu:
1). Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau suatu perbuatan hanya dilakukan sesekali saja maka tidak dapat disebut akhlak. Misalnya, pada suatu saat, orang yang jarang berderma tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan tertentu. Dengan tindakan ini ia tidak dapat disebut murah hati atau berakhlak dermawan karena hal itu tidak melekat dalarn jiwanya.
2). Perbuatan itu timbul dengan mudah (refleks/spontan) tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dahulu sehingga ia benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang, tidak disebut akhlak.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang disebut al-akhlaq al-karimah, Hal ini tercantum antara lain dalam sabda Rasulullah S.a.w sebagai berikut:
"Sesungguhnya saya diuius untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.". (HR Ahmad, Baihaqi, dan Maliki);
"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.". (HR Tirrnidzi).
"Orang yang paling baik keislamannya ialah orang yang paling baik akhlaknya.". (HR Ahmad).
"Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang paling banyak membawa manusia ke dalam surga.". (HR Tirmidzi).
"Tidak 'ada sesuatu yang lebih berat timbangan orang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang baik.". (HR Tirrnidzi).
Akhlak Rasulullah Muhammad S.a.w biasanya disebut juga Akhlak Islam. Karena akhlak bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Qur'an datang dari Allah S.w.t maka akhlak Islam mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan akhlak wad'iyah (ciptaan manusia). Ciri-ciri akhlak Islam adalah sebagai berikut:
1. Kebaikannya bersifat mutlak (alkhairiyyah al-mualaqah), yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apa pun.
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (as-salahiyyah al-'ammah), yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat.
3. Tetap, langgeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.
4. Kewajiban yang harus dipatuhi (alilzam al-mustajab) yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya;
5. Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhitahr). Karena akhlak Islam bersumber dari Allah S.w.t. maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia sehingga seseorang tidak berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi, Ini terjadi karena agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang hidup yang didasarkan pada agarna dan akal sehat yang dibimbing oleh agama serta diberi petunjuk.

~ Wassalam ~

0 komentar:

Posting Komentar