Tafsir Qur'an Surat 002. Al Baqarah [ 221 - 240 ]
{ وَلاَ
تَنْكِحُواْ } تتزوّجوا أيها المسلمون { المشركات } أي الكافرات { حتى يُؤْمِنَّ
وَلأَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مّن مُّشْرِكَةٍ } حرّة لأنّ سبب نزولها العيب على
من تزوّج أمة وترغيبه في نكاح حرّة مشركة { وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ } لجمالها
ومالها وهذا مخصوص بغير الكتابيات بآيةِ { والمحصنات مِنَ الذين أُوتُواْ الكتاب }
[ 5 : 5 ] { وَلاَ تُنْكِحُواْ } تزوجوا {المشركين} أي الكفار المؤمنات { حتى
يُؤْمِنُواْ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مّن مُّشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ }
لماله وجماله { أولئك } أي أهل الشرك { يَدْعُونَ إِلَى النار } بدعائهم إلى العمل
الموجب لها فلا تليق مناكحتهم { والله يَدْعُواْ } على لسان رسله { إِلَى الجنة
والمغفرة } أي العمل الموجب لهما { بِإِذْنِهِ } بإرادته فتجب إجابته بتزويج
أوليائه {وَيُبَيِّنُ ءاياته لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ} يتعظون
221. (Janganlah kamu nikahi) hai kaum muslimin,
(wanita-wanita musyrik), maksudnya wanita-wanita kafir (sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang beriman itu lebih baik daripada wanita musyrik)
walaupun ia merdeka. Sebab turunnya ayat ini adalah berkenaan dengan celaan
yang ditujukan kepada laki-laki yang menikahi budak wanita dan menyanjung serta
menyenangi laki-laki yang menikahi wanita merdeka yang musyrik (walaupun ia
menarik hatimu) disebabkan harta dan kecantikannya. Ini dikhususkan bagi wanita
yang bukan ahli kitab dengan ayat "Dan wanita-wanita yang terpelihara di
antara golongan ahli kitab". (Dan janganlah kamu kawinkan) atau nikahkan
(laki-laki musyrik), artinya laki-laki kafir dengan wanita-wanita beriman
(sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik daripada
laki-laki musyrik walaupun ia menarik hatimu) disebabkan harta dan
ketampanannya. (Mereka itu) atau ahli syirik (mengajak ke neraka) disebabkan
anjuran mereka melakukan perbuatan membawa orang ke dalamnya, hingga tidaklah
baik kawin dengan mereka. (Sedangkan Allah mengajak) melalui lisan para
Rasul-Nya (ke surga serta ampunan), maksudnya amal perbuatan yang menjurus
kepada keduanya (dengan izin-Nya), artinya dengan kehendak-Nya, maka wajiblah
bagi kamu atau wali-walinya mengabulkan perkawinan (Dan dijelaskan-Nya
ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka beroleh peringatan) atau mendapat
pelajaran.
{ وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ المحيض } أي
الحيض أو مكانه ماذا يُفعل بالنساء فيه؟ { قُلْ هُوَ أَذًى } قذر أو محله {
فاعتزلوا النسآء } اتركوا وطأهنّ { فِي المحيض } أي وقته أو مكانه {وَلاَ
تَقْرَبُوهُنَّ} بالجماع { حتى يَطْهُرْنَ } بسكون الطاء وتشديدها [ يطّهّرن ]
والهاء وفيه إدغام التاء في الأصل في الطاء أي يغتسلن بعد انقطاعه { فَإِذَا
تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ } بالجماع { مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ الله } وبتجنبه في
الحيض وهو القُبُل ولا تعدوه إلى غيره {إِنَّ الله يُحِبُّ} يثيب ويكرم { التوابين
} من الذنوب { وَيُحِبُّ المتطهرين } من الأقذار
222. (Mereka bertanya kepadamu tentang haid),
maksudnya haid atau tempatnya dan bagaimana memperlakukan wanita padanya.
(Katakanlah, "Haid adalah suatu kotoran) atau tempatnya kotoran, (maka
jauhilah wanita-wanita), maksudnya janganlah bersetubuh dengan mereka (di waktu
haid) atau pada tempatnya (dan janganlah kamu dekati mereka) dengan maksud
untuk bersetubuh (sampai mereka suci). 'Yathhurna' dengan tha baris mati atau
pakai tasydid lalu ha', kemudian pada ta' asalnya diidgamkan kepada tha' dengan
arti mandi setelah terhentinya. (Apabila mereka telah suci maka datangilah
mereka) maksudnya campurilah mereka (di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu) jauhilah di waktu haid, dan datangilah di bagian kemaluannya dan
jangan diselewengkan kepada bagian lainnya. (sesungguhnya Allah menyukai) serta
memuliakan dan memberi (orang-orang yang bertobat) dari dosa (dan menyukai
orang-orang yang menyucikan diri) dari kotoran.
{ نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ } أي
محل زرعكم الولد { فَأْتُواْ حَرْثَكُمْ } أي محله وهو القبل { أنى } أي كيف {
شِئْتُمْ } من قيام وقعود واضطجاعِ وإقبال وإدبار . نزل ردّاً لقول اليهود من أتى
امرأته في قبلها من جهة دبرها جاء الولد أحول {وَقَدّمُواْلأَنفُسِكُمْ} العمل
الصالح كالتسمية عند الجماع { واتقوا الله } في أمره ونهيه { واعلموا أَنَّكُم
ملاقوه } بالبعث فيجازيكم بأعمالكم { وَبَشِّرِ المؤمنين } الذين اتقوه بالجنة
223. (Istri-istrimu adalah tanah persemaian
bagimu), artinya tempat kamu membuat anak, (maka datangilah tanah
persemaianmu), maksudnya tempatnya yaitu pada bagian kemaluan (bagaimana saja)
dengan cara apa saja (kamu kehendaki) apakah sambil berdiri, duduk atau
berbaring, baik dari depan atau dari belakang. Ayat ini turun untuk menolak
anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Barang siapa yang mencampuri
istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah belakangnya (pinggulnya), maka
anaknya akan lahir bermata juling. (Dan kerjakanlah untuk dirimu) amal-amal
saleh, misalnya membaca basmalah ketika bercampur (dan bertakwalah kepada
Allah) baik dalam perintah maupun dalam larangan-Nya (dan ketahuilah bahwa kamu
akan menemui-Nya kelak) yakni di saat berbangkit, Dia akan membalas segala amal
perbuatanmu. (Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman)
yang bertakwa kepada-Nya, bahwa mereka akan memperoleh surga.
{ وَلاَ تَجْعَلُواْ الله } أي الحلف
به { عُرْضَةً } علة مانعة { لأيمانكم } أي نُصْباً لها بأن تكثروا الحلف به { أن
} لا { تَبَرُّواْ وَتَتَّقُواْ } فتُكْرَه اليمين على ذلك ويسن فيه الحنث ويكفِّر
بخلافها على فعل البر ونحوه فهي طاعة { وَتُصْلِحُواْ بَيْنَ الناس } المعنى لا
تمتنعوا من فعل ما ذكر من البر ونحوه إذا حلفتم عليه بل ائتوه وكفروا لأن سبب
نزولها الامتناع من ذلك { والله سَمِيعٌ } لأقوالكم { عَلِيم } بأحوالكم
224. (Janganlah kamu jadikan Allah), artinya
sewaktu bersumpah dengan-Nya (sebagai sasaran) atau penghalang (bagi
sumpah-sumpahmu) yang mendorong kamu (untuk) tidak (berbuat baik dan bertakwa).
Maka sumpah seperti itu tidak disukai, dan disunahkan untuk melanggarnya lalu
membayar kafarat. Berbeda halnya dengan sumpah untuk berbuat kebaikan, maka itu
termasuk taat (serta mendamaikan di antara manusia), maksud ayat, jangan kamu
terhalang untuk membuat kebaikan yang disebutkan dan lain-lainnya itu jika
terlanjur bersumpah, tetapi langgarlah dan bayarlah kafarat sumpah, karena yang
menjadi asbabun nuzulnya ialah tidak mau melanggar sumpah yang telah
diikrarkannya. (Dan Allah Maha Mendengar) ucapan-ucapanmu (lagi Maha
Mengetahui) keadaan-keadaanmu.
{ لاَّ يُؤَاخِذُكُمُ الله باللغو }
الكائن { فِى أيمانكم } وهو ما يسبق إليه اللسان من غير قصد الحلف نحو والله ،
وبلى والله فلا إثم عليه ولا كفارة { ولكن يُؤَاخِذُكُم بِمَا كَسَبَتْ
قُلُوبُكُمْ } أي قصدته من الإيمان إذا حنثتم { والله غَفُورٌ } لما كان من اللغو
{حَلِيمٌ} بتأخير العقوبة عن مستحقها
225. (Allah tidaklah menghukum kamu disebabkan
sumpah kosong), artinya yang tidak dimaksud (dalam sumpah-sumpahmu) yakni yang
terucap dari mulut tanpa sengaja untuk bersumpah, misalnya, "Tidak, demi
Allah!" Atau "Benar, demi Allah!" Maka ini tidak ada dosanya
serta tidak wajib kafarat. (Tetapi Allah akan menghukum kamu disebabkan sumpah
yang disengaja oleh hatimu), artinya kamu sadari bahwa itu sumpah yang tidak
boleh dilanggar. (Dan Allah Maha Pengampun) terhadap hal-hal yang tidak
disengaja (lagi Maha Penyantun) hingga sudi menangguhkan hukuman terhadap orang
yang akan menjalaninya.
{ لّلَّذِينَ يُؤْلُونَ مِن
نّسَائِهِمْ } أي يحلفون أن لا يجامعوهن { تَرَبُّصُ } انتظار { أَرْبَعَةِ
أَشْهُرٍ فَإِن فَآءُو } رجعوا فيها أو بعدها عن اليمين إلى الوطء { فَإِنَّ الله
غَفُورٌ } لهم ما أتوه من ضرر المرأة بالحلف { رَّحِيمٌ } بهم
226. (Bagi orang-orang yang melakukan ila`
terhadap istri-istri mereka), artinya bersumpah tidak akan mencampuri
istri-istri mereka, (diberi tangguh) atau menunggu (selama empat bulan. Jika
mereka kembali), maksudnya rujuk dari sumpah untuk mencampuri, baik waktu itu
atau sesudahnya, (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun) kepada mereka yang
telah membuat istri-istrinya menderita disebabkan sumpahnya, (lagi Maha
Penyayang) terhadap mereka.
{ وَإِنْ عَزَمُواْ الطلاق } أي عليه
بأن لا يفيئوا فليوقعوه { فَإِنَّ الله سَمِيعٌ } لقولهم {عَلِيمٌ} بعزمهم المعنى
ليس لهم بعد تربص ما ذكر إلا الفيئة أو الطلاق
227. (Dan sekiranya mereka berketetapan hati untuk
talak), artinya tak mau kembali, maka mereka harus menjatuhkannya, (karena
sesungguhnya Allah Maha Mendengar) ucapan mereka (lagi Maha Mengetahui), maksud
atau tekad mereka. Jadi maksudnya; setelah menunggu selama empat bulan tidak
ada lagi kesempatan terbuka bagi mereka, kecuali kembali atau menjatuhkan
talak.
{والمطلقات يَتَرَبَّصْنَ} أي لينتظرن
{بِأَنفُسِهِنَّ} عن النكاح {ثلاثة قُرُوء} تمضي من حين الطلاق ، جمع قرء بفتح
القاف ، وهو الطهر أو الحيض قولان وهذا في المدخول بهن أما غيرهن فلا عدّة عليهن
لقوله : {فما لكم عليهن من عدّة} [49 : 33] وفي غير الآيسة والصغيرة فعدّتهن ثلاثة
أشهر والحوامل فعدّتهن أن يضعن حملهن كما في (سورة الطلاق) [4 : 65] والإماء
فعدّتهن قرءان بالسنة {وَلاَ يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ الله فِى
أَرْحَامِهِنَّ} من الولد أو الحيض {إِن كُنَّ يُؤْمِنَّ بالله واليوم الأخر
وَبُعُولَتُهُنَّ} أزواجهن { أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ } بمراجعتهن ولو أبين {فِي ذلك}
أي في زمن التربص {إِنْ أَرَادُواْ إصلاحا} بينهما لإِضرار المرأة وهو تحريض على
قصده لا شرط لجواز الرجعة وهذا في الطلاق الرجعي (وأحق) لا تفضيل فيه إذ لا حق
لغيرهم في نكاحهن في العدّة {وَلَهُنَّ} على الأزواج {مِثْلُ الذى} لهم
{عَلَيْهِنَّ} من الحقوق {بالمعروف} شرعاً من حسن العشرة وترك لإضرار ونحو ذلك
{وَلِلرّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ} فضيلة في الحق من وجوب طاعتهن لهم لما ساقوه
من المهر والإنفاق {والله عَزِيزٌ} في ملكه {حَكِيمٌ} فيما دبره لخلقه
228. (Dan wanita-wanita yang ditalak hendaklah
menunggu) atau menahan (diri mereka) dari kawin (selama tiga kali quru') yang
dihitung dari mulainya dijatuhkan talak. Dan quru' adalah jamak dari qar-un
dengan mematahkan qaf, mengenai hal ini ada dua pendapat, ada yang
mengatakannya suci dan ada pula yang mengatakannya haid. Ini mengenai
wanita-wanita yang telah dicampuri. Adapun mengenai yang belum dicampuri, maka
tidak ada idahnya berdasarkan firman Allah, "Maka mereka itu tidak
mempunyai idah bagimu. Juga bukan lagi wanita-wanita yang terhenti haidnya atau
anak-anak yang masih di bawah umur, karena bagi mereka idahnya selama tiga
bulan. Mengenai wanita-wanita hamil, maka idahnya adalah sampai mereka
melahirkan kandungannya sebagaimana tercantum dalam surah At-Thalaq, sedangkan
wanita-wanita budak, sebagaimana menurut hadis, idah mereka adalah dua kali
quru' (Dan mereka tidak boleh menyembunyikan apa yang telah diciptakan Allah
pada rahim-rahim mereka) berupa anak atau darah haid, (jika mereka beriman
kepada Allah dan hari akhir. Dan suami-suami mereka) (lebih berhak untuk
merujuk mereka) sekalipun mereka tidak mau dirujuk (di saat demikian), artinya
di saat menunggu itu (jika mereka menghendaki perbaikan) sesama mereka dan
bukan untuk menyusahkan istri. Ini merupakan dorongan bagi orang yang berniat
mengadakan perbaikan dan bukan merupakan syarat diperbolehkannya rujuk. Ini
mengenai talak raj`i dan memang tidak ada orang yang lebih utama daripada
suami, karena sewaktu masih dalam idah, tidak ada hak bagi orang lain untuk
mengawini istrinya. (Dan para wanita mempunyai) dari para suaminya (hak-hak
yang seimbang) dengan hak-hak para suami (yang dibebankan kepada mereka) (secara
makruf) menurut syariat, baik dalam pergaulan sehari-hari, meninggalkan hal-hal
yang akan mencelakakan istri dan lain sebagainya. (Akan tetapi pihak suami
mempunyai satu tingkat kelebihan) tentang hak, misalnya tentang keharusan
ditaati disebabkan maskawin dan belanja yang mereka keluarkan dari kantong
mereka. (Dan Allah Maha Tangguh) dalam kerajaan-Nya, (lagi Maha Bijaksana)
dalam rencana-Nya terhadap hak-hak-Nya.
{الطلاق} أي التطليق الذي يراجع بعده
{مَرَّتَانِ} أي اثنتان {فَإِمْسَاكٌ} أي فعليكم إمساكهن بعده بأن تراجعوهن
{بِمَعْرُوفٍ} من غير ضرار {أَوْ تَسْرِيحٌ} أي إرسال لهن {بإحسان وَلاَ يَحِلُّ
لَكُمْ} أيها الأزواج {أَن تَأخُذُواْ مِمَّا ءّاتَيْتُمُوهُنَّ} من المهور {شَيْئاً}
إذا طلقتموهن {إِلاَّ أَن يَخَافَا} أي الزوجان {أنْ} {لا يُقِيمَا حُدُودَ
اللّهِ} أي لا يأتيا بما حدّه لهما من الحقوق ، وفي قراءة (يُخُافا) بالبناء
للمفعول (فإن لا يقيما) بدل اشتمال من الضمير فيه ، وقرىء بالفوقانية في الفعلين
{إلأّ أن تخافا لا تقيما} {فَإِنْ خِفْتُمْ} {أنْ} {لا يُقيما حُدُودَ اللّهِ فَلا
جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ} نفسها من المال ليطلقها أي لا حرج على
الزوج في أخذه ولا الزوجة في بذله {تِلْكَ} الأحكام المذكورة {حُدُودُ الله فَلاَ
تَعْتَدُوهَا وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ الله فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظالمون}
229. (Talak) atau perceraian yang dapat kembali
rujuk itu (dua kali) (setelah itu boleh memegang mereka) dengan jalan rujuk
(secara baik-baik) tanpa menyusahkan mereka (atau melepas), artinya menceraikan
mereka (dengan cara baik pula. Tidak halal bagi kamu) hai para suami (untuk
mengambil kembali sesuatu yang telah kami berikan kepada mereka) berupa mahar
atau maskawin, jika kamu menceraikan mereka itu, (kecuali kalau keduanya
khawatir), maksudnya suami istri itu (tidak dapat menjalankan hukum-hukum
Allah), artinya tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah
digariskan-Nya. Menurut satu qiraat dibaca 'yukhaafaa' secara pasif, Sedangkan
'an laa yuqiimaa' menjadi badal isytimal bagi dhamir yang terdapat di sana.
Terdapat juga bacaan dengan baris di atas pada kedua fi`il tersebut. (Jika kamu
merasa khawatir bahwa mereka berdua tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah,
maka tidaklah mereka itu berdosa mengenai uang tebusan) yang dibayarkan oleh
pihak istri untuk menebus dirinya, artinya tak ada salahnya jika pihak suami
mengambil uang tersebut begitu pula pihak istri jika membayarkannya. (Itulah),
yakni hukum-hukum yang disebutkan di atas (peraturan-peraturan Allah, maka
janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar peraturan-peraturan
Allah, maka merekalah orang-orang yang aniaya).
{فَإِن طَلَّقَهَا} الزوج بعد الثنتين
{فَلاَ تَحِلُّ لَهُ مِن بَعْدُ} بعد الطلقة الثالثة {حتى تَنْكِحَ} تتزوّج
{زَوْجًا غَيْرَهُ} ويطأها كما في الحديث الذي رواه الشيخان {فَإِن طَلَّقَهَا} أي
الزوج الثاني {فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا} أي الزوجة والزوج الأول {أَن
يَتَرَاجَعَا} إلى النكاح بعد انقضاء العدة {إِن ظَنَّا أَن يُقِيمَا حُدُودَ الله
وَتِلْكَ} المذكورات {حُدُودُ الله يُبَيّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} يتدبرون
230. (Kemudian jika ia menceraikannya lagi),
maksudnya si suami setelah talak yang kedua, (maka wanita itu tidak halal lagi
baginya setelah itu), maksudnya setelah talak tiga (hingga dia kawin dengan
suami yang lain) serta mencampurinya sebagaimana tersebut dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. (Kemudian jika ia menceraikannya pula)
maksudnya suaminya yang kedua, (maka tidak ada dosa bagi keduanya), maksudnya
istri dan bekas suami yang pertama (untuk kembali) pada perkawinan mereka
setelah berakhirnya idah, (jika keduanya itu mengira akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Itulah), maksudnya semua yang telah disebutkan itu
(peraturan-peraturan Allah yang dijelaskan-Nya kepada kaum yang mau mengetahui)
atau merenungkan.
{وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النساء
فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ} قاربن انقضاء عدّتهن {فَأَمْسِكُوهُنَّ} بأن تراجعوهن
{بِمَعْرُوفٍ} من غير ضرار {أَوْ سَرّحُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ} اتركوهن حتى تنقضي
عدّتهن {وَلاَ تُمْسِكُوهُنَّ} بالرجعة {ضِرَارًا} مفعول له {لِّتَعْتَدُواْ}
عليهن بالإلجاء إلى الافتداء والتطليق وتطويل الحبس {وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَقَدْ
ظَلَمَ نَفْسَهُ} بتعريضها إلى عذاب الله {وَلاَ تَتَّخِذُواْ آيات الله هُزُوًا}
مهزوءاً بها بمخالفتها {واذكروا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ} بالإسلام {وَمَا
أَنزَلَ عَلَيْكُم مّنَ الكتاب} القرآن {والحكمة} ما فيه من الأحكام {يَعِظُكُمْ
بِهِ} بأن تشكروها بالعمل بِهِ {واتقوا الله واعلموا أَنَّ الله بِكُلّ شَىْءٍ
عَلِيمٌ} لا يخفى عليه شيء
231. (Apabila kamu menceraikan istri-istri, lalu
sampai idahnya), maksudnya dekat pada berakhir idahnya (maka peganglah mereka),
artinya rujuklah kepada mereka (secara baik-baik) tanpa menimbulkan kesusahan
bagi mereka (atau lepaskanlah secara baik-baik pula), artinya biarkanlah mereka
itu sampai habis idah mereka. (Janganlah kamu tahan mereka itu) dengan rujuk
(untuk menimbulkan kesusahan) berfungsi sebagai maf`ul liajlih (sehingga
menganiaya mereka) sampai mereka terpaksa menebus diri, minta cerai dan
menunggu lama. (Barang siapa melakukan demikian, berarti ia menganiaya dirinya)
dengan menghadapkannya pada siksaan Allah (dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat
Allah sebagai permainan), artinya berolok-olok dengan melanggarnya (dan
ingatlah nikmat Allah kepadamu), yakni agama Islam (dan apa-apa yang telah
diturunkan-Nya padamu berupa Kitab) Alquran (dan hikmah) artinya hukum-hukum
yang terdapat padanya (Allah memberimu pengajaran dengannya) agar kamu
bersyukur dengan mengamalkannya (Dan bertakwalah kamu kepada Allah serta
ketahuilah bahwa Allah mengetahui segala sesuatunya) hingga tidak satu pun yang
tersembunyi bagi-Nya.
{وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النساء فَبَلَغْنَ
أَجَلَهُنَّ} انقضت عدتهن {فَلاَ تَعْضُلُوهُنَّ} خطاب للأولياء أي تمنعوهن من
{أَن يَنكِحْنَ أزواجهن} المطلقين لهن ، لأن سبب نزولها أن أخت معقل بن يسار طلقها
زوجها فأراد أن يراجعها فمنعها معقل بن يسار ، كما رواه الحاكم {إِذَا تراضوا} أي
الأزواج والنساء {بَيْنَهُم بالمعروف} شرعاً {ذلك} النهي عن العضل {يُوعَظُ بِهِ
مَن كَانَ مِنكُمْ يُؤْمِنُ بالله واليوم الأخر} لأنه المنتفع به {ذلكم} أي ترك
العَضْل {أزكى} خير {لَّكُمْ وَأَطْهَرُ} لكم ولهم لما يُخْشَى على الزوجين من
الريبة بسبب العلاقة بينهما {والله يَعْلَمُ} ما فيه المصلحة {وَأَنتُمْ لاَ
تَعْلَمُونَ} ذلك فاتبعوا أمره
232. (Apabila kamu menceraikan istri-istrimu lalu
sampai idahnya), maksudnya habis masa idahnya, (maka janganlah kamu halangi
mereka itu) ditujukan kepada para wali agar mereka tidak melarang wanita-wanita
untuk (untuk rujuk dengan suami-suami mereka yang telah menceraikan mereka
itu). Asbabun nuzul ayat ini bahwa saudara perempuan dari Ma`qil bin Yasar
diceraikan suaminya, lalu suaminya itu hendak rujuk kepadanya, tetapi dilarang
oleh Ma`qil bin Yasar, sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim (jika terdapat
kerelaan), artinya kerelaan suami istri (di antara mereka secara baik-baik),
artinya menurut syariat. (Demikian itu), yakni larangan menghalangi itu
(dinasihatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan
hari yang akhir). Karena hanya mereka sajalah yang mengerti nasihat ini (Itu),
artinya tidak menghalangi (lebih suci) lebih baik (bagi kamu dan lebih bersih)
baik bagi kamu maupun bagi mereka karena dikhawatirkan kedua belah pihak bekas
suami istri akan melakukan hubungan gelap, mengingat kedua belah pihak sudah
saling cinta dan mengenal. (Dan Allah mengetahui) semua maslahat (sedangkan
kamu tidak mengetahui yang demikian itu), maka mohonlah petunjuk dan ikutilah
perintah-Nya.
{والوالدات يُرْضِعْنَ} أي ليرضعن
{أولادهن حَوْلَيْنِ} عامين {كَامِلَيْنِ} صفة مؤكِّدة ذلك {لِمَنْ أَرَادَ أَن
يُتِمَّ الرضاعة} ولا زيادة عليه {وَعلَى المولود لَهُ} أي الأب {رِزْقُهُنَّ}
إطعام الوالدات {وَكِسْوَتُهُنَّ} على الإرضاع إذا كن مطلقات {بالمعروف} بقدر
طاقته {لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا} طاقتها {لاَ تُضَآرَّ والدة
بِوَلَدِهَا} أي بسببه بأن تُكْرَهَ على إرضاعه إذا امتنعت {وَلاَ} يضار
{مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ} أي بسببه بأن يكلف فوق طاقته وإضافة (الولد) إلى كل
منهما في الموضعين للاستعطاف {وَعَلَى الوارث} أي وارث الأب وهو الصبي أي على وليه
في ماله {مِثْلُ ذلك} الذي على الأب للوالدة من الرزق والكسوة {فَإِنْ أَرَادَا}
أي الوالدان {فِصَالاً} فطاماً له قبل الحولين صادراً {عَن تَرَاضٍ} اتفاق
{مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ} بينهما لتظهر مصلحة الصبي فيه {فَلاَ جُنَاحَ
عَلَيْهِمَا} في ذلك {وَإِنْ أَرَدتُّم} خطاب للآباء {أَن تَسْتَرْضِعُواْ
أولادكم} مراضع غير الوالدات {فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ} فيه {إِذَا سَلَّمْتُم}
إليهن {مَّآ ءَاتَيْتُم} أي أردتم إيتاءه لهن من الأجرة {بالمعروف} بالجميل كطيب
النفس {واتقوا الله واعلموا أَنَّ الله بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} لا يخفى عليه
شيء منه
233. (Para ibu menyusukan), maksudnya hendaklah
menyusukan (anak-anak mereka selama dua tahun penuh) sifat yang memperkuat,
(yaitu bagi orang yang ingin menyempurnakan penyusuan) dan tidak perlu ditambah
lagi. (Dan kewajiban yang diberi anak), maksudnya bapak (memberi mereka (para
ibu) sandang pangan) sebagai imbalan menyusukan itu, yakni jika mereka
diceraikan (secara makruf), artinya menurut kesanggupannya. (Setiap diri itu
tidak dibebani kecuali menurut kadar kemampuannya, maksudnya kesanggupannya.
(Tidak boleh seorang ibu itu menderita kesengsaraan disebabkan anaknya)
misalnya dipaksa menyusukan padahal ia keberatan (dan tidak pula seorang ayah
karena anaknya), misalnya diberi beban di atas kemampuannya. Mengidhafatkan
anak kepada masing-masing ibu dan bapak pada kedua tempat tersebut ialah untuk
mengimbau keprihatinan dan kesantunan, (dan ahli waris pun) ahli waris dari
bapaknya, yaitu anak yang masih bayi dan di sini ditujukan kepada wali yang
mengatur hartanya (berkewajiban seperti demikian), artinya seperti kewajiban
bapaknya memberi ibunya sandang pangan. (Apabila keduanya ingin), maksudnya ibu
bapaknya (menyapih) sebelum masa dua tahun dan timbul (dari kerelaan) atau
persetujuan (keduanya dan hasil musyawarah) untuk mendapatkan kemaslahatan si
bayi, (maka keduanya tidaklah berdosa) atas demikian itu. (Dan jika kamu ingin)
ditujukan kepada pihak bapak (anakmu disusukan oleh orang lain) dan bukan oleh
ibunya, (maka tidaklah kamu berdosa) dalam hal itu (jika kamu menyerahkan)
kepada orang yang menyusukan (pembayaran upahnya) atau upah yang hendak kamu
bayarkan (menurut yang patut) secara baik-baik dan dengan kerelaan hati. (Dan
bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan) hingga tiada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya.
{والذين يُتَوَفَّوْنَ} يموتون
{مِنكُمْ وَيَذَرُونَ} يتركون {أزواجا يَتَرَبَّصْنَ} أي ليتربصن {بِأَنفُسِهِنَّ}
بعدهم عن النكاح {أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا} من الليالي ، وهذا في غير
الحوامل أما الحوامل فعدّتهن أن يضعن حملهن بآية (الطلاق) ، والأمَةُ على النصف من
ذلك بالسُّنَة {فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ} انقضت عدة تربصهن {فَلاَ جُنَاحَ
عَلَيْكُمْ} أيها الأولياء {فِيمَا فَعَلْنَ فِى أَنفُسِهِنَّ} من التزين والتعرض
للخطّاب {بالمعروف} شرعا {والله بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} عالم بباطنه كظاهره
234. (Orang-orang yang wafat) atau meninggal dunia
(di antara kamu dengan meninggalkan istri-istri, maka mereka menangguhkan),
artinya hendaklah para istri itu menahan (diri mereka) untuk kawin setelah
suami mereka yang meninggal itu (selama empat bulan dan sepuluh), maksudnya
hari. Ini adalah mengenai wanita-wanita yang tidak hamil. Mengenai yang hamil,
maka idah mereka sampai melahirkan kandungannya berdasarkan ayat At-Thalaq, sedangkan
bagi wanita budak adalah setengah dari yang demikian itu, menurut hadis.
(Apabila waktu mereka telah sampai), artinya habis masa idahnya, (mereka tiada
dosa bagi kamu) hai para wali (membiarkan mereka berbuat pada diri mereka),
misalnya bersolek dan menyiapkan diri untuk menerima pinangan (secara
baik-baik), yakni menurut agama. (Dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu
lakukan), baik yang lahir maupun yang batin.
{ وَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا
عَرَّضْتُم } لوّحتم { بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النسآء } المتوفى عنهن أزواجهن في
العدّة كقول الإنسان مثلاً : إنك لجميلة ، ومن يجد مثلك؟ ورُبَّ راغب فيك { أَوْ
أَكْنَنتُمْ } أضمرتم { فِى أَنفُسِكُمْ } من قصد نكاحهن { عَلِمَ الله أَنَّكُمْ
سَتَذْكُرُونَهُنَّ } بالخطبة ولا تصبرون عنهن فأباح لكم التعريض { ولكن لاَّ
تُوَاعِدُوهُنَّ سِرّاً } أي نكاحاً { إِلآ } لكن { أَن تَقُولُواْ قَوْلاً
مَّعْرُوفًا } أي ما عرف شرعاً من التعريض فلكم ذلك { وَلاَ تَعْزِمُواْ عُقْدَةَ
النكاح } أي على عقده { حتى يَبْلُغَ الكتاب } أي المكتوب من العدّة { أَجَلَهُ }
بأن ينتهي { واعلموا أَنَّ الله يَعْلَمُ مَا فِى أَنفُسِكُمْ } من العزم وغيره {
فاحذروه } أن يعاقبكم إذا عزمتم { واعلموا أَنَّ الله غَفُورٌ } لمن يحذره {
حَلِيمٌ } بتأخيره العقوبة عن مستحقها
235. (Dan tak ada dosa bagimu meminang
wanita-wanita itu secara sindiran), yakni wanita-wanita yang kematian suami dan
masih berada dalam idah mereka, misalnya kata seseorang kepadanya, "Engkau
cantik" atau "Siapa yang melihatmu pasti jatuh cinta" atau
"tiada wanita secantik engkau" (atau kamu sembunyikan) kamu
rahasiakan (dalam hatimu) rencana untuk mengawini mereka. (Allah mengetahui
bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka) dan tidak sabar untuk meminang, maka
diperbolehkannya secara sindiran, (tetapi janganlah kamu mengadakan perjanjian
dengan mereka secara rahasia), maksudnya perjanjian kawin (melainkan)
diperbolehkan (sekadar mengucapkan kata-kata yang baik) yang menurut syariat
dianggap sindiran pinangan. (Dan janganlah kamu pastikan akan mengakadkan
nikah), artinya melangsungkannya (sebelum yang tertulis) dari idah itu (habis
waktunya) tegasnya sebelum idahnya habis. (Dan ketahuilah bahwa Allah
mengetahui apa yang ada di dalam hatimu) apakah rencana pasti atau lainnya
(maka takutlah kepada-Nya) dan janganlah sampai menerima hukuman-Nya disebabkan
rencanamu yang pasti itu (Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun) terhadap
orang yang takut kepada-Nya (lagi Maha Penyantun) hingga menangguhkan
hukuman-Nya terhadap orang yang berhak menerimanya.
{ لاَّ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن
طَلَّقْتُمُ النساء مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ } وفي قراءة ( تُماسُّوهُنَّ ) أي
تجامعوهن { أَوْ } لم { تَفْرِضُواْ لَهُنَّ فَرِيضَةً } مهراً و ( ما ) مصدرية
ظرفية أي لا تَبِعَة عليكم في الطلاق- زمن عدم المسيس والفرض- بإثم ولا مهر
فطلقوهن { وَمَتِّعُوهُنَّ } أعطوهن ما يتمتعن به { عَلَى الموسع } الغني منكم {
قَدَرُهُ وَعَلَى المقتر } الضيق الرزق { قَدَرُهُ } يفيد أنه لا نظر إلى قدر
الزوجة { متاعا } تمتيعاً { بالمعروف } شرعاً صفة (متاعاً) { حَقّاً } صفة ثانية
أو مصدر مؤكِّد { عَلَى المحسنين } المطيعين
236. (Tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu
menceraikan istri-istrimu sebelum kamu menyentuh mereka) menurut satu qiraat,
'tumaassuuhunna' artinya mencampuri mereka (atau) sebelum (kamu menentukan
maharnya), maksudnya maskawinnya. 'Ma' mashdariyah zharfiyah, maksudnya tak ada
risiko atau tanggung jawabmu dalam perceraian sebelum campur dan sebelum
ditentukannya berapa mahar, maka ceraikanlah mereka itu. (Dan hendaklah kamu
beri mereka itu 'mutah') atau pemberian yang akan menyenangkan hati mereka;
(bagi yang mampu) maksudnya yang kaya di antaramu (sesuai dengan kemampuannya,
sedangkan bagi yang melarat) atau miskin (sesuai dengan kemampuannya pula). Ini
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tentang derajat atau kedudukan istri
(yaitu pemberian) atau hiburan (menurut yang patut) menurut syariat dan menjadi
sifat bagi mata`an. Demikian itu (merupakan kewajiban) 'haqqan' menjadi sifat
yang kedua atau mashdar yang memperkuat (bagi orang-orang yang berbuat
kebaikan) atau orang-orang yang taat.
{ وَإِن طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِن قَبْلِ
أَن تَمَسُّوهُنَّ وَقَدْ فَرَضْتُمْ لَهُنَّ فَرِيضَةً فَنِصْفُ مَا فَرَضْتُمْ }
يجب لهن ويرجع لكم النصف { إِلا } لكن { أَن يَعْفُونَ } أي الزوجات فيتركنه {
أَوْ يَعْفُوَاْ الذى بِيَدِهِ عُقْدَةُ النكاح } وهو الزوج فيترك لها الكل وعن
ابن عباس : الولي إذا كانت محجورة فلا حرج في ذلك { وَأَن تَعْفُواْ } مبتدأ خبره
{ أَقْرَبُ للتقوى وَلاَ تَنسَوُاْ الفضل بَيْنَكُمْ } أي أن يتفضل بعضكم على بعض
{ إِنَّ الله بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ } فيجازيكم به
237. (Dan jika kamu menceraikan istri-istrimu
sebelum mencampuri mereka, padahal kamu sudah menetapkan mahar, maka bayarlah
separuh dari yang telah kamu tetapkan itu). Ini menjadi hak mereka, sedangkan
yang separuhnya lagi kembali kepadamu, (kecuali) atau tidak demikian hukumnya
(jika mereka itu), maksudnya para istri itu memaafkan mereka hingga mereka
tidak mengambilnya (atau dimaafkan oleh yang pada tangannya tergenggam akad
nikah), yaitu suami, maka mahar diserahkan kepada para istri-istri itu
semuanya. Tetapi menurut keterangan yang diterima dari Ibnu Abbas, wali boleh
bertindak sepenggantinya, bila wanita itu mahjurah (tidak dibolehkan
bertasaruf) dan hal ini tidak ada dosa baginya, maka dalam hal itu tidak ada
kesulitan (dan bahwa kamu memaafkan itu) 'an' dengan mashdarnya menjadi
mubtada' sedangkan khabarnya ialah (lebih dekat kepada ketakwaan. Dan jangan
kamu lupakan keutamaan di antara kamu), artinya saling menunjukkan kemurahan
hati, (sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan) dan akan
membalasmu sebaik-baiknya.
{ حافظوا عَلَى الصلوات } الخمس
بأدائها في أوقاتها { والصلاوة ا لْوُسْطَى } هي العصر أو الصبح أو الظهر أو غيرها
أقوال وأفردها بالذكر لفضلها { وَقُومُواْ لِلَّهِ } في الصلاة { قانتين } قيل
مطيعين لقوله صلى الله عليه وسلم « كل قنوت في القرآن فهو طاعة » رواه أحمد وغيره
، وقيل ساكتين لحديث زيد بن أرقم : « كنا نتكلم في الصلاة حتى نزلت فأمرنا بالسكوت
ونهينا عن الكلام » رواه الشيخان
238. (Peliharalah semua salatmu), yakni yang lima
waktu dengan mengerjakannya pada waktunya (dan salat wustha atau pertengahan).
Ditemui beberapa pendapat, ada yang mengatakan salat asar, subuh, zuhur atau
selainnya dan disebutkan secara khusus karena keistimewaannya. (Berdirilah
untuk Allah) dalam salatmu itu (dalam keadaan taat) atau patuh, berdasarkan
sabda Nabi saw., "Setiap qunut dalam Alquran itu maksudnya ialah
taat" (H.R. Ahmad dan lain-lainnya). Ada pula yang mengatakan khusyuk atau
diam, berdasarkan hadis Zaid bin Arqam, katanya, "Mulanya kami
berkata-kata dalam salat, hingga turunlah ayat tersebut, maka kami pun disuruh
diam dan dilarang bercakap-cakap." (H.R. Bukhari dan Muslim)
{فَإِنْ خِفْتُمْ} من عدو أو سيل أو
سبع {فَرِجَالاً} جمع (راجل) أي مشاة صلّوا {أَوْ رُكْبَانًا} جمع (راكب) أي كيف
أمكن مستقبلي القبلة أو غيرها ويومىء بالركوع والسجود {فَإِذَا أَمِنتُمْ} من
الخوف {فاذكروا الله} أي صلّوا {كَمَا عَلَّمَكُم مَّا لَمْ تَكُونُواْ
تَعْلَمُونَ} قبل تعليمه من فرائضها وحقوقها والكاف بمعنى (مثل) و (ما) مصدرية أو
موصولة
239. (Jika kamu dalam keadaan takut) baik terhadap
musuh, maupun banjir atau binatang buas (maka sambil berjalan kaki) jamak dari
raajil, artinya salatlah sambil jalan kaki (atau berkendaraan), 'rukbaanan'
jamak dari 'raakib', maksudnya bagaimana sedapatnya, baik menghadap kiblat atau
tidak mau memberi isyarat saat rukuk dan sujud. (Kemudian apabila kamu telah
aman), yakni dari ketakutan, (maka sebutlah Allah), artinya salatlah
(sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa-apa yang tidak kamu ketahui),
yakni sebelum diajarkan-Nya itu berupa fardu dan syarat-syaratnya. 'Kaf'
berarti 'umpama' dan 'maa' mashdariyah atau maushuulah.
{ والذين يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ
وَيَذَرُونَ أزواجا } فليوصوا { وَصِيَّةً } وفي قراءة بالرفع ، أي عليهم {
لأَزْوَاجِهِم } وليعطوهن { متاعا } ما يتمتعن به من النفقة والكسوة { إلى } تمام
{ الحول } من موتهم الواجب عليهن تربصه { غَيْرَ إِخْرَاجٍ } حال أي غير مخرجات من
مسكنهن { فَإِنْ خَرَجْنَ } بأنفسهن { فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ } يا أولياء الميت
{فِي مَا فَعَلْنَ فِى أَنفُسِهِنَّ مِن مَّعْرُوفٍ} شرعاً كالتزين وترك الإحداد
وقطع النفقة عنها { والله عَزِيزٌ } في ملكه { حَكِيمٌ } في صنعه والوصية المذكورة
منسوخة بآية الميراث وتربص الحول بآية أربعة أشهر وعشر السابقة المتأخرة في النزول
والسكنى ثابتة عند الشافعي رحمه الله
240. (Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di
antara kamu dan meninggalkan istri) hendaklah (berwasiat) menurut satu qiraat
dengan baris di depan dan berarti wajib berwasiat (untuk istri-istri mereka)
agar mereka diberi (nafkah) yang dapat mereka nikmati (hingga) sempurna (satu
tahun) lamanya menunggu bagi istri-istri yang ditinggal mati suami (tanpa
mengeluarkan mereka), artinya tanpa menyuruh mereka pindah dari rumah yang
mereka diami sewaktu suami mereka masih hidup. (Tetapi jika mereka pindah) atas
kemauan sendiri, (maka tidak ada dosa bagimu) hai para wali orang yang mati
(mengenai apa yang mereka perbuat terhadap diri mereka secara patut), yakni
menurut syariat, misalnya bersolek, menghentikan masa berkabung dan tidak
hendak menerima nafkah lagi. (Dan Allah Maha Tangguh) dalam kerajaan-Nya (lagi
Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya. Wasiat yang disebut di atas dinasakh oleh
ayat waris dan menunggu selama setahun oleh ayat empat bulan sepuluh hari yang
lalu, tetapi turunnya terkemudian. Mengenai tempat kediaman, menurut Syafii
tetap dipertahankan bagi istri-istri itu, artinya tidak dinasakh.
0 komentar:
Posting Komentar